rss

About Me

thegudangupil
Lihat profil lengkapku

Sabtu, 17 April 2010

Robot Ikan Pendeteksi Polusi

LONDON, KOMPAS.com — Para ilmuwan Inggris berhasil merancang robot ikan untuk mendeteksi pencemaran air. Jika uji coba pertama yang akan dilaksanakan tahun depan di pelabuhan Gijon, Spanyol utara, itu sukses, para ilmuwan akan segera menggunakannya di sungai, danau, dan laut-laut di seluruh dunia.
Pembuatan robot berbentuk ikan bawal ini menghabiskan dana 20.000 pounsterling atau Rp 319 juta per satuannya. Gerakannya seperti ikan asli dan dilengkapi dengan sensor kimiawi untuk mendeteksi sampah polusi berbahaya, seperti bocoran kapal atau pipa bawah tanah.
Ikan-ikan robotik ini akan mengirimkan informasi yang dicerapnya ke daratan dengan menggunakan teknologi Wi-Fi. Tidak seperti ikan robot sebelumnya yang memerlukan tombol pengendali, ikan-ikan robot generasi baru ini secara independen akan mampu melacak polusi tanpa berinteraksi dengan manusia.
Rory Doyle, ilmuwan peneliti senior pada perusahaan perekayasa BMT Group, yang mengembangkan ikan robot tersebut bersama dengan para peneliti dari Universitas Essex mengatakan, ada banyak alasan mengapa mereka lebih tertarik membuat robot berbentuk ikan bawal itu ketimbang mengembangkan kapal selam konvensional.
"Dengan ikan robot, kami tengah mengembangkan satu desain yang diciptakan oleh proses evolusi berusia ratusan juta tahun dengan energi yang sangat efisien," katanya agak bercanda. "Efisiensi ini adalah hal yang kami perlukan untuk menjamin bahwa sensor deteksi polusi kami bisa menjejak lingkungan bawah air selama berjam-jam."

Selasa, 06 April 2010

Bayi Kecoa Lahir di Orbit


MOSKOW - Seekor kecoa yang pernah hidup lama di luar angkasa berhasil membiakkan 30 anak dan cucu secara normal. Kecoa-kecoa induk tersebut pernah menghabiskan waktu selama 12 hari di orbit.

Dilansir melalui AFP, Jumat (16/5/2008), kecoa bernama Nadezhda telah berhasil melahirkan 30 keturunannya sejak kecoa induk itu tinggal di laboratorium luar angkasa bernama Foton-M di Rusia pada bulan September lalu dan sempat menikmati kehidupan di orbit.

"Tidak seperti anak-anak Nadezhda yang menunjukkan kedewasaan dengan cepat dan melebihi kecoa normal karena induknya pernah tinggal di orbit, para cucu Nadezhda ternyata mampu tumbuh sebagaimana kecoa normal di bumi," ujar ilmuwan dari Akademi Kedokteran Voronezh Dmitry Atyakshin.

Kecoa-kecoa ini, lanjut Atyakshin, merupakan keturunan kecoa yang pernah tinggal di luar angkasa dalam masa kehamilannya dan melahirkan beberapa saat setelah kecoa tersebut kembali ke bumi.

Kecoa paling induk (nenek) merupakan salah satu binatang yang pernah diujicobakan di luar angkasa untuk mengetahui daya tahan mereka di luar angkasa. Padahal kecoa bukanlah habitat yang cocok untuk berada di luar angkasa dalam waktu lama. Dengan demikian penelitian ini juga menunjukkan jika atmosfir luar angkasa hanya berpengaruh sesaat pada pertumbuhan sebuah generasi dan tidak berlanjut selamanya.
Sumber Informasi : http://techno.okezone.com